0

Menjadi Ibu Rumah Tangga Bahagia, bisa?

Kata temen salah satu komunitas belajar healing dengan mayoritas peserta ibu rumah tangga beliai pernah bilang, “Sebelum kamu memenuhi tangki cinta anakmu atau orang lain di sekitarmu, penuhilah tangki cintamu terlebih dahulu“.

Ya, saya mengamini pernyataan di atas. Bagaimanapun, menjadi ibu rumah tangga itu bukan sesuatu yang gampang. Dan tidak semua orang bisa. Dan mampu.

Familiar kan dengan ekspresi ini?

Familiar kan dengan foto di atas? Coba saya tanya siapa nih para ibu, terutama ibu rumah tangga yang tidak pernah ketemu selembar kain di setiap sudut rumah? Handuk di tempat tidur, satu kaos kaki nyempil di tengah rak buku, cantelan baju kotor di balik pintu kamar mandi, pun tumpukan cucian kering yang seakan memanggil untuk dibelai. Saya ? Jelas tidak dong, punya tiga anak yang masih aktif aktifnya tak mungkin bebas dari persoalan gombalan yang berserakan.

Senang? Jelas tidak. Karena semakin banyak yang berserakan pasti akan membuat tangki cinta kosong secepat kilat. Dan ketika tangki cinta ibu kosong, maka sasaran paling empuk adalah yang ada disekitarnya. Emosi, marah dan lagi lagi anak yang menjadi sasarannya.

Bicara tangki cinta, percaya tidak percaya. Ketika tangki cinta ibu penuh atau full tank maka ledakan emosi minim terjadi. Bingung? Coba bayangkan tangki cinta ini semacam perut yang kenyang, kalau perut kenyang apa yang terjadi, semangat kerja maksimal atau mungkin malah ngantuk. Nah kalau tangki cinta ibu penuh terus setiap saat maka yang terlihat ibu akan sangat bahagia. Dan ketika ibu bahagia, maka suasana rumah akan bahagia. Anak bahagia. Dan suasana rumah tangga ynng bahagia akan memanggil rejeki untuk mendekat. Mungkinkah? Bisakah? Hmmm, bisa gak ya?

Ada beberapa prasarat ketika ingin tangki cinta ini penuh. Salah satu diantaranya adalah rasa aman dan nyaman. Masih jelas pengalaman saya diawal menikah dan terpaksa harus LDM (mau baca pengalaman LDM saya bisa ke https://hennypuji.wordpress.com/2014/01/12/ldm-long-distance-marriage/ ) maka yang ada adalah rasa khawatie karena suami jauh di sana. Kekhawatiran ini tak pernah lagi saya rasakan ketika kami akhirnya memutuskan untuk boyongan, pindah semua ke Jogja. Dan percaya tidak percaya, rasa was was yang bikin hati tak tenang perlahan menghilang.

Ketika seorang ibu merasa aman, baik dari sisi ekonomi, psikis, sosial atau apapun. Ibu bisa lebih fokus dalam melakukan perannya sebagai ibu rumah tangga yang bahagia.

Dari pada kerja sendiri, kenapa tidak melibatkan anak.

Lalu apa yang bisa membuat ibu bahagia? Mari pilah dengan jeli persoalannya. Wahai ibu rumah tangga pujaan suaminya. Biasakan melihat secara persoalan dengan lebih detail. Ini kunci, semakin detail melihat masalah maka ibu akan lebih mudah mencari jalan keluar masalahnya.

Sebagai contoh saya nih, pekerjaan yang paling tidak suka dalam koridor rumah tangga tapi harus dan wajib saya jamah adalah setrika. Yess, dari dulu saya tak pernah menemukan apasih serunya setrika itu? Harus duduk dengan posisi yang sama berjam-jam, dihadapan aneka tumpukan lipatan pakaian yang setiap detik rasanya selalu bertambah. Belum lagi setelah setrika harus memasukkan ke lemari baju sesuai urutan tumpukan. Duh, mending saya nyuci piring daripada harus berpayah setrika. Tapi.. itu dulu.

Sekarang sih saya juga belum bisa berdamai dengan yang namanya setrika. Tapi daripada masalah saya berlarut larut, saya mencoba menyelesaikan permasalahan setrika ini lebih rinci. Proses saya berdamai dengan setrika diantaranya adalah :

  • Untuk baju di rumah yang tidak perlu rapi rapi amat, biasanya saya hanya lipat. Baju dalam, kerundung yang bahannya memang kusut cukup dilipat rapi. Dan ini bisa banget memberdayakan anak anak untuk membatu melipat bajunya sendiri
  • Baju suami, yang wajib disetrika saya pisah, menjadi most list setrika setelah seragam sekolah
  • Cuci kering langsung dilipat dan masuk lemari, tumpukan rapi langsung ke lemari, ada banyak tutorial melipat baju yang cepat dan rapi, salah satu yang sering saya pantengin ada di https://youtu.be/jDXwgIA_wlk?feature=shared

Nah, itu baru point bahagia yang datang dari setrika menyetrika. Salah satu masalah terbesar saya. Bisa jadi masalah ibu ibu lainnya berbeda dengan masalah saya. Ya intinya adalah cari masalah terbesarmu.. lalu cari cara pemecahannya sedetail mungkin. Nanti, kalau masalah terbesar sudah kelar masalah lain hanya akan terlihat seperti remahan rengginang.

Melibatkan anak anak dalam setiap proses dan kegiatan rumah tangga ini penting lho moms, misalnya kayak saya tadi untuk lipat melipat baju mereka saya sudah mulai biasakan sejak mereka kelas 1, pun juga mencuci baju dalam. Ya, bersih gak bersih ini masalah standar, awalnya memang pasti tak sesuai dengan standar kita. Tapi kan namanya mereka belajar pasti akan ada peningkatan kalau kita ingatkan.

Nyapu, ngepel, beresin tempat tidur, beresin mainan, menyiapkan baju seragam untuk esok hari. Itu salah satu hal yang bisa didelegasikan kepada anak anak. Sebagai salah satu sarana untuk mengajarkan kemandirian ke mareka juga sebetulnya. Jangan sampai anak udah mau lulus SD eh masih saja ibunya nganterin buku yang ketinggalan. Kalau diranah masak memasak, anak anak bisa kita libatkan banyak banget dalam aneka kegiatan perdapuran. Menyusun menu mingguan, siapin food pre bareng, kasih tugas masak nasi, cuci piring dan sendok bekas makan, atau merebus air untuk teh.

Dan, kalau kita sudah melakukan itu semua tapi tetap merasa belum bahagia? Hmm, saatnya moms panggil teman yaa.. bergabunglah dengan komunitas ibu ibu yang vibes nya positif yaa.. biar ketularan aura positifnya. Mau tau rekomendasi komunitas belajar ibu ibu? Nanti coba saya tuliskan di artikel yang lainnya.

Nah, menjadi ibu rumah tangga yang bahagia, Bisa? Jelas harus bisa dong. Karena di tangan ibu dengan keluarga yang bahagia, letak masa depan bangsa kita lebih baik.

0

Mau Kirim Paket Anti Ribet ? Pakai Kirimin Aja

Alhamdulillah, aneka paket sudah siap dikirim.. 😍

Sejak membaptiskan diri menjadi emak-emak penjual buku dan mainan anak. Mau tak mau saya memaksa diri keluar dari zona nyaman. Kalau dulu beli buku hanya untuk koleksi pribadi sekarang mau tak mau kudu mulai belajar stok mainan atau buku untuk dijual.

Toko online yang masih seumur jagung, perlu banyak usaha untuk tetap membuatnya bersinar terang. Apalagi sejak Covid melanda, banyak toko online bermunculan. Baik yang menjual aneka kebutuhan harian, hingga menjual aneka pernak pernik hiasan rumah. Pun buku dan mainan, kalau dulu kita harus pergi ke toko buku yang bisa jadi lokasinya jauh dari rumah kita. Sekarang tinggal menjentikkan jari, pencet sana pencet sini, klik sana klik sini buku yang tokonya ada di kota sebelah, biaa segera sampai rumah hanya dalam hitungan hari.

Dulu, saya pikir pasti gampang lah. Jualan buku online itu. Tinggal foto bukunya, pasang di status atau pasang di media sosial. Lalu tinggal menunggu pesanan masuk, dan cuan pun mengalir ke kantong. Ya mudah lah, semudah menjentikkan jari. Ctik…lalu dapat uang.

Aihhh, ternyata tak semudah itu Ferguso.. terutama untuk emak-emak yang gaptek kayak saya ini. Ketika ada pesanan masuk, memang senang rasanya. Masih teringat saat pertama saya menerima pesanan. Kegaptekan langsung muncul mak cring adalah.. “Ini cara ngirimnya bagaimana? “. Sungguh bahagianya hanya sesaat, lalu muncullah aneka kebingungan. Apalagi saat itu saya belum kenal aneka toko hijau, oranye, biru dan pink di marketplace. Karena jualan buku saat itu hanya melalui instagram dan pasang status di Facebook.

Bismillah, semoga tambah laris pakai #kiriminaja 😍

Saat customer nge-chat pertama kali mau beli setelah deal harga, pasti yang ditanyakan adalah, “Dikirim pakai ekspedisi apa kak?” Dweweng..wengweng, mana saya tau ada ekspedisi apa saja saat itu. Tapi untunglah ada mbah Google yang senantiasa memberikan jawaban disaat yang dibutuhkan. Terpampang nyatalah pilihan ekspedisi dan ongkir dari satu pilihan dan juga pilihan ekspedisi lainnya.

Dan kemudian perlahan semakin pintar dong saya memilah dan memilih ekpedisi beserta ongkos kirimnya. Karena kebetulan toko saya ada di Bantul, bagi pembeli seputar jogja pilihan ekspedisi dan ongkir tidak terlalu berbeda jauh. Namun hal ini menjadi masalah yang lumayan krusial buat pembeli atau customer berasal dari lintas pulau.

Untuk pembeli yang berasal dari luar pulau Jawa ongkos atau biaya kirim ini menjadi salah satu pertimbangan penting jadi atau tidak nya ikut pesan buku atau beli mainan. Karena kadang biaya ongkos kirim nya bisa dua atau tiga kali lipat dari harga barang yang dijual. Nah biasanya mau tak mau saya harus memberikan perbandingan harga, mau pakai ekspedisi A biaya murah sekian dan sampai berapa hari, atau pakai ekspedisi B biaya perkilonya lebih mahal tapi lebih cepat sampai. Dari sisi penjual, ini sedikit merepotkan karena kudu bolak balik ngecek web masing masing ekspedisi, belum lagi kalau ternyata alamatnya tidak semua ekspedisi bisa melayani.. hhmm, siap-siap kopi hitam tak pakai gula pokoknya biar tetep waras.

Namun, hal-hal ribet tersebut perlahan mulai mengalami titik terang ketika emak kenal dengan #KiriminAja. Salah satu platform bisnis online yang menawarkan kemudahan dalam hal pengiriman paket barang. Seperti yang tercantum di laman nya di http://kiriminaja.com

Dengan memakai Kirimin Aja, saya sebagai penjual online dapat dengan mudah mengatur penjualan baik yang COD dan non COD. Nahudah banget kan yaaa

Aplikasi kirim paket multi ekspedisi, yang memudahkan para olshoper

Apalagi KiriminAja sudah ada di playstore, tinggal donlot lalu daftar dan voilaaa kemudahan ada digenggaman tangan. Apalagi yang kurang? Mau diskon jelas ada dong..coba cek gambar di bawah ini

Selalu ada diskon 😍😍😍

Emak emak pasti langsung berbinar melihat harga dicoret. Yup saya pun. Lihat saya kalau dari Sewon ke Berau, pakai ekspedisi Ninja Ekspress saya bisa hemat hampir 20.000 untuk ongkirnya. Yakin nih pembeli kita gak bakal bahagia? Apalagi dengan tampilan perbandingan ongkos kirim aneka jasa ekspedisi tentu akan mempermudah para pembeli untuk memilih.

Jadi tunggu apalagi, mau kirim barang? Pakai #KiriminAja.

0

Anakku sudah gede

“Ibuk, kapan-kapan aku mau dibelikan miniset ya.”

Foto dicomot dari laman : http://www.megangetsreal.com lewat pinterest

Ucapan Nadine sontak membuat saya terperangah. Hah? Miniset? Yang itu.. Masa sih anakku sudah perlu? Kan dia baru kelas 3.  Segudang pertanyaan, dan sangkalan pun bermunculan. Bukan, bukan saya menolak menua. Tapi rasa-rasanya baru kemarin saya timang-timang, saya ajak jalan beli es krim. Eh sekarang sudah minta miniset saja.

Selidik punya selidik, dari hasil ngobrol lebih dalam. Nadine cerita kalau teman-temannya ada yang sudah pakai miniset di sekolah. Ada tiga anak tepatnya. Hmm, jangan jangan keinginan beli miniset bukan karena merasa sudah perlu pakai, tapi lebih ke kepengin seperti temannya. Tapi apapun alasannya, alarm tumbuh kembang saya berdengung halus.. anakku sudah gede.

Ingatan saya melayang ke beberapa puluh tahun silam, miniset pertama saya berbarengan saya dapatkan dengan haid pertama. Sekitar jelang akhir kelas 5 SD. Sembari memberi tahu cara memakai pembalut, almh ibu juga menyiapkan dua miniset untuk saya pakai bergantian. Kata ibu saat itu, bahwa saya sudah remaja putri. Harus hati hati menjaga diri. Menjaga kebersihan baik saat haid ataupun tidak. Saya lupa bahan dan bentuk miniset pertama saya, tapi seingat hanya petuah singkat tadi yang terus membekas di ingatan saya hingga sekarang.

Tak ingin Nadine mendapatkan pengalaman yang sama, maka saya pun mulai menyiapkan beberapa hal. yah, walaupun tentunya saya browsing sana sini dan juga bertanya ke beberapa teman yang punya pengalaman menemani anak gadis masuk masa remajanya. Jujur mau bertanya sama ibu kan yo sudah g mungkin.

Beberapa kegiatan yang saya lakukan bersama dengan Nadine semacam hitung hitung persiapan dia menuju haid pertama. Diantaranya adalah

  • Browsing aneka miniset, bahan dan ukuran. Saya tak ingin Nadine seperti saya yang hanya tinggal terima. Bahkan dulu saya sempat merasa malu saat harus beli bra sendiri. Saya ingin menanamkan, bahwa beli dan memilih pakaian dalam itu sama seru dan menariknya seperti kita sedang beli baju luar atau beli sepatu. Baju dalam yang nyaman akan membuat aktivitas kita lebih enak dan menyenangkan. Yang tentunya akan mendukung peningkatan produktivitas nantinya. Termasuk juga bahwa miniset ini ada waktunya untuk berhenti dipakai, ketika payudaranya semakin besar, maka harus berganti ke pakaian dalam yang lebih sesuai.
  • Memperbanyak kuantitas ngobrol terutama topik terkait pendidikan seksual sederhana. Kami, saya dan suami termasuk orang tua yang merasa wajib membekali anak dengan pengetahuan pendidikan seksual. Yah, bagaimanapun juga kami sadar bahwa kami tak selamanya bersama mereka. Maka paling tidak mereka tahu batasan mana yang boleh disentuh dan mana yang tidak boleh disentuh oleh lawan jenis. Karena punya anak berbeda jenis kelamin mau tak mau memang ada batasan dan perbedaan dalam pengasuhan terkait pengenalan pendidikan seksual. Kenapa adek punyanya penis dan bukan vagina, kenapa adek sunat dan kakak tidak, kenapa kalau pipis adek boleh berdiri sedangkan kakak tidak. Moment ngobrol ini menjadi salah satu moment penting untuk masuknya aneka filter ala keluarga yang harapannya akan dipegang anak nantinya.
  • Belanja pakaian dalam bareng, yup dan ternyata Nadine menikmati moment belanja bersama. Memilah dan memilih mana miniset yang pas dan cocok dengannya. Bukan karena modelnya saja yang lucu tapi juga ada aspek bahan yang patut dipertimbangkan. Bahkan tadi kami dapat bonus Nadine memilihkan kaos dalam buat adek bayi. Katanya, “Yang bahannya halus aja ibu, kasihan kalau adek kepanasan kalau bahannya kasar.” Aih, mengembang hidung saja, ikut bahagia dan bangga atas pilihan dia untuk adiknya.
  • Belajar tentang kebersihan diri. Kalau sesi belajar kebersihan diri ini sebetulnya proses yang terus berlanjut dan berlangsung. Sementara Nadine masih di tahap wajib mencuci sendiri pakaian dalamnya saat mandi. Kenapa? Ya jangan sampai pakaian dalam masuk ke laundry lah.. bagaimanapun pengaman bagian privat ini menurut saya masih berupa tanggung jawab pribadi. Jangan memasrahkan pada orang lain. Saru kalau ibu saya bilang.
  • Memperkuat iman, sedikit demi sedikit saya mulai menertibkan shalat Nadine. Sembari sedikit banyak mulai dimasukkan pengetahuan tentang mandi wajib, amalan yang bisa dilakukan saat haid.
  • Baca buku ttg pendidikan seksual bersama.
  • Berdiskusi tentang kegiatan apa saja yang bisa dilakukan bersama. Ini semacam memberikan alternatif kegiatan yang bisa dilakukan di masa remajanya kelak. Kan kata orang masa remaja itu masa yang penuh gejolak dan penuh energi, ya minimal ketika sekarang mulai dikenalkan siapa tau kedepan bisa untuk penyaluran minat dan bakat dia.

Masih banyak sebetulnya yang harus kami siapkan untuk bisa menemani anak anak aman dan nyaman memasuki masa remajanya. Bismillah, semoga dimampukan.

0

NHW #7 : Tahapan menuju bunda produktif

Tugas nya :

NICE HOMEWORK #7
*TAHAPAN MENUJU BUNDA PRODUKTIF*

Bunda dan calon bunda yang masih semangat belajar sampai NHW #7. Selamat, anda sudah melampaui tahap demi tahap belajar kita dengan sabar.
Setelah kita berusaha mengetahui diri kita lewat NHW -NHW sebelumnya, kali ini kita akan belajar mengkonfirmasi apa yang sudah kita temukan selama ini dengan tools yang dibuat oleh para ahli di bidang pemetaan bakat.

Ada banyak tools yang sudah diciptakan oleh para ahli tersebut, diantaranya dapat dilihat secara online di http://www.temubakat.com http://tesbakatindonesia.com/ http://www.tipskarir.com dan masih banyak lagi berbagai tes bakat online maupun offline yang bisa kita pelajari.

Salah satu tools yang bisa dicoba adalah http://www.temubakat.com yang kebetulan kita bisa mengkonfirmasi langsung ke penciptanya yaitu Abah Rama Royani, yang sering menjadi guru tamu di komunitas Ibu Profesional.

Apabila teman-teman lain memiliki tools tentang pemetaan bakat ini yang bisa dikonfirmasi ulang ke penciptanynya silakan dipakai, sehingga kita jadi lebih banyak paham tentang berbagai alat konfirmasi bakat kita.
Segera cocokkan hasil temu bakat tersebut dengan pengalaman yang sudah pernah teman-teman tulis di NHW#1 – NHW #6
Semua ini ditujukan agar kita bisa masuk di ranah produktif dengan BAHAGIA.
Bagi anda yang ingin memakai fasilitas Free di http://www.temubakat.com silakan ikuti panduan di bawah ini :
Masuk ke http://www.temubakat.com
Isi nama lengkap anda, dan isi nama organisasi : Ibu Profesional
Jawab Questioner yang ada disana, setelah itu download hasilnya
Amati hasil dan konfirmasi ulang dengan apa yg anda rasakan selama ini
Lampirkan hasil ST30 (Strenght Typology) di Nice Homework #7
Bagi anda yang ingin menggunakan tools lain yang bisa dikonfirmasi ulang, silakan cantumkan hasilnya di NHW #7
Setelah mengkonfirmasi ulang bakat kita dengan tools yang ada, kami sarankan jangan percaya 100%. Silakan konfirmasi ulang hasil tersebut sekali lagi dengan mengisi pernyataan aktivitas apa yang anda SUKA dan BISA selama ini.
Buatlah kuadran aktivitas anda, boleh lebih dari 1 aktivitas di setiap kuadran
Kuadran 1 : Aktivitas yang anda SUKA dan anda BISA
Kuadran 2 : Aktivitas yang anda SUKA tetapi andaTIDAK BISA
Kuadran 3 : Aktivitas yang anda TIDAK SUKA tetapi anda BISA
Kuadran 4: Aktivitas yang anda TIDAK SUKA dan anda TIDAK BISA

***************************

Baiklah, mari kita mulakan dgn bismillah…

Pekan ini merupakan pekan yang hectic selama mengikuti perkuliahan di ibu profesional. Bukan karena materi pembelajaran yang susah.. . Tapi lebih kekondisi rumah yang sangat2 tidak kondusif.

Cerita sedikit ya, kami mendadak harus pindah kontrakan. Intinya ada miss komunikasi diantara kami dan induk semang. Dan akhirnya memaksa kami untuk sesegera mungkin packing dan mencari rumah baru dalam jangka waktu 3 hari . Fyuhhhh…

Alhamdulillah semuanya dimudahkan. Kami mendapat rumah baru yang kemudian saya sadari bahwa rumah baru ini sangat “homy” banget lingkungannya. Mengingatkan akan suasana rumah blitar. Tempat saya dilahirkan dan dibesarkan.

Aktivitas packing dan unpack membuat saya tidak bisa full fokus menyimak amteti dan sesi diskusi. Padahal tema kuliah umum abah Rama sudah saya nantikan. Karena sesuai dengan proses untuk mengerjakan nhw kali ini. Tema nya pun sesuatu yang baru yang saya sudah penasaran dari awal disinggung sedikit di nhw 2.

Tes temu bakat ini sebetulnya sudah saya lakukan lama ketika saat itu mulai disinggung sekilas di kuliah umum iip via telegram. Saya simpan dan akhirnya dipakai sekarang. Dan ini lah hasil tes. saya :

Dari tes ini nampak beberapa kekuatan saya, yaitu : arranger, commander, communicator, educator, explorer, journalist dan strategist.

Terlihat sekali saya dominan otak kanan. Dan ini sangat berbanding terbalik dengan suami. So, that’s why we always argue abaout something. Lhah penalarannya aja beda konsep. 😍 😍

Tugas kedua adalah mengkonfirmasi dengan diri. Beberapa yang sudah terkonfirmasi diantarany ada di tabel ini :https://drive.google.com/file/d/1twfof1tM_sS1LyIQNpEAOLmEXM88xkpF/view?usp=drivesdk

Okee.. . Well done,bakat saya memang mengajar dan mengarrange kegiatan looks like misi hidup saya yang saya tulisan terkonfirmasi. 😍 😍 😍.

Dan tugas berikut nya adalah membuat aktivitas kuadran. File saya bisa diintip di sini :

Okeeee.. .. Semoga saya istiqomah. Aaamiin

0

NHW #2, MIIP Batch 7 : Checklist Indikator Profesionalisme Perempuan

Holaaaaa, sampai juga di minggu ke dua kelas matrikan ibu profesional. Minggu ke dua ini materinya membahas tentang ibu profesional. Bagaimana menjadi ibu profesional kebanggaan keluarga, tahapan menjadi ibu profesional dan juga indikatornya.

Nah, setelah sesi materi datang juga yang ditunggu, NHW… Nice homework kali ini seruuuu… Kami diminta untuk menanyakan apa yang membuat pasangan dan anak merasa bahagia. Tujuannya nantinya adalah ibu akan membuat indikator kebahagiaan itu sebagai tolok ukur profesionalisme nya di keluarga. Seru kann.. Setelah kemarin diajak bertanya pada diri sendiri, kali ini diajak bertanya pada lingkungan terdekat. 😍 😍

Tugas lengkapnya seperti ini.


📚*NICE HOME WORK #2*📚

Bunda, setelah memahami tahap awal menjadi Ibu Profesional, Kebanggaan Keluarga. Pekan ini kita akan belajar membuat

📝✅*“CHECKLIST INDIKATOR PROFESIONALISME PEREMPUAN”*✅📝
a. Sebagai individu
b. Sebagai istri
c. Sebagai ibu

Buatlah indikator yg kita sendiri bisa menjalankannya. Buat anda yang sudah berkeluarga, tanyakan kepada suami, indikator istri semacam apa sebenarnya yang bisa membuat dirinya bahagia, tanyakan kepada anak-anak, indikator ibu semacam apa sebenarnya yang bisa membuat mereka bahagia.Jadikanlah jawaban-jawaban mereka sebagai referensi pembuatan checklist kita.

Buat anda yang masih sendiri, maka buatlah indikator diri dan pakailah permainan “andaikata aku menjadi istri” apa yang harus aku lakukan, “andaikata kelak aku menjadi ibu”, apa yang harus aku lakukan.
Kita belajar membuat “Indikator” untuk diri sendiri.

Kunci dari membuat Indikator kita singkat menjadi SMART yaitu:

SPECIFIK, MEASURABLE, ACHIEVABLE,
REALISTIC, TIMEBOND

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional/

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Okee.. And the mission begins…..

Misi pertama adalah bertanya pada suami, “ayah, yang bisa bikin ayah bahagia itu kalau emak gimana sih?”,

seperti sudah diduga… Pak su hanya senyum saja awalnya.

“Lha emak pengen gimana?”, lahhhh… Oke ganti strategi…

Akhirnya dibacakanlah tugas secara komplit.. Dan keluarga 3 kalimat yang intinya adalah :

  1. Emak harus memastikan segala sesuatu yang ada di rumah sudah baik dan benar. Misalnya : kalau nyuci baju ya harus benar2 bersih, gak ada noda2. Kalau nyapu ya kudu bener, gak ada debu2. . – – – emak hebat
  2. Memastikan ada makanan tersedia di meja makan untuk sekeluarga. – – – emak manajer hebat
  3. Masak yang5 enak, jadi gak ada ceritanya masakan keasinan karena pas masak emak asyik hp an, atau masakan gosong karena emak lagi emosian dan teman2nya. Jadi emak harus fokus kalau lagi masak – – – emak koki hebat
  4. Ini emak tambahin sendiri menyaring dari omongan pak su, emak nurut apa yang dikatakan pak su. Ndak ngeyelan, belajar sabar dan ndak pakai sumbu pendek kalau dikasih tahu – – – – emak ceria

Oke, fix dari pak suami. Sekarang anak2…

Jendra (2tahun, 8 bln) aku tuuu, ingin ibukk :

  • Masakin ayam kicaaappp
  • Dianterin sekolah, sambil nyanyi2
  • Acaa buku ibuuukkk
  • Main ibuuukkk
  • Bobok ibuuukkkk

Kakak Nadine (4th 4 bulan)

  • Kakak suka kalau ibuk masakin kakak, pandai ibuk masak ayam kicap, kakak sayang ibukkkk
  • Ibuukkk, baca bukuu kalau mau bobok
  • Kakak suka main ibuk..
  • Kakak ndak suka ibuk marah2
  • Kakak suka beres2nya sama ibuk

Sementara itu yang bisa dikorek2…. Okeeee, baiklah mari meramu… Kalau dipikir berarti sejatinya semua yang dibilang ayah dan anak2 itu saling berkaitan. Intinya ya harus bisa menjaga emosi. Karena kalau emak gak emosian emak bisa masak enak, rumah rapi dan bersih dan bisa main asyik dengan anak2..

So simple as that, padahal semua emak pikir akan ada deretan minta ini itu. Ternyata… Oh ternyata…

Oke, back to homework..

Dari semua indikator a la ayah dan anak2 akhirnya bisa saya simpulkan indikator a la emak yang akan menjadi jalan untuk memudahkan emak menjadi emak profesional a la keluarga Jeblog, bissmillah… Ada beberapa istilah indikator yang muncul diantaranya adalah

  • emak hebat
  • emak manajer hebat
  • Emak koki hebat
  • Emak ceria

Dan penjabarannya adalah di sini…

https://docs.google.com/spreadsheets/d/1xi81USsOzkN0NTtCKLlSG6Sdku4RYTBFWFLOxcHnacY/edit?usp=drivesdk

Well, mungkin sangat sedehana, harapannya sih semoga emak bisa merealisasikan sesegera mungkin sehingga bisa dapat hasil yang semaksimal mungkin. Demi apah… Demi kamu… Iya, kamuuuuu

Yang jelas bagi saya pribadi, menyusun indikator ini membuat saya intropeksi, bahwa jalan yang hendak sy tempuh untuk jadi ibu yang profesional itu tidak bisa dengan kerja sendiri. Perlu support terutama dari orang terdekat. Karena ketika saya menjadi seorang ibu profesional anak dan suamilah yang akan menjadi penerima manfaat utamanya. Merekalah costumernya. Bissmillah.

0

NHW #1 Matrikulasi Batch #7 : Adab menuntut ilmu.

Sudah hampir seminggu ini resmi menjadi mahasiswi matrikan Institut Ibu Profesional, ( apa dan bagaimanya tentang IIP ntar ya.. . Emak berjanji akan mulai aktifin lagi blog nya… 😍)

Namanya jadi mahasiswi artinya ikut kuliah dong,  dan pasti ada tugasnya.  Nah tugas di perkuliahan IIP ini namanya NHW,  singkatan dari Nice Home Work.  Yup…  Menyenangkan tho… Jelas… Emak aja suka,  bayangan awalnya sih akan mengerjakan tugas semacam paper dll ternyata jauuuuuuh sekali dari itu semua.  Nah NHW #1 ini terkait dengan materi 1, yaitu adab menuntut ilmu.  Dan NHW nya jelas bikin mak jleb…  Membuat emak harus semedi,  bertanya pada diri sembari ngemil kuwaci…

……………………………

Baiklaaaah,  mari kita mulakan mengerjakan tugasnya.


NICE HOMEWORK #1
*ADAB MENUNTUT ILMU*

Bunda dan calon bunda peserta matrikulasi Ibu Profesional Batch #7, kini sampailah kita pada tahap menguatkan ilmu yang kita dapatkan kemarin, dalam bentuk tugas.

Tugas ini kita namakan NICE HOMEWORK dan disingkat menjadi NHW.

Dalam materi “ADAB MENUNTUT ILMU” kali ini, NHW nya adalah sbb:

1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini.

2.Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut.

3. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan di bidang tersebut?

4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu,perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut.

Menuntut ilmu adalah salah satu cara meningkatkan kemuliaan hidup kita, maka carilah dengan cara-cara yang mulia



Salam Ibu Profesional,


/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/

……………….. …. …… ……..  

1. Jurusan ilmu yang akan saya tekuni di universitas kehidupan ini

Jreng.. Jreng… . (backsound : upinipin)

Sudah lama saya internalisasikan ke diri saya bahwa saya suka mengajar.  Jadi passion saya adalah dunia pendidikan,  terutama pendidikan anak usia dini.  Lama berkecimpung di dunia ini membuat saya paham bahwa apa yang paling bisa membuat saya bahagia adalah berdekatan dengan anak2,  saya selalu tertarik dengan apa yg mereka lakukan,  cerita mereka,  dan selalu takjub akan keberhasilan mereka ketika melewati indikator perkembangan sesuai usianya.  Hingga akhirnya saya bermimpi ingin punya sekolah paud.  And i dit it,  walaupun beberapa tahun kemudian karena suatu dan lain hal saya harus melepaskan mimpi itu.  Namun semangat untuk membuat sekolah lagi itu belum padam,  dan masih saya pelihara hingga sekarang.

Semalam dalam diskusi di grup JogSa,  membuat saya merenung dan bertanya lagi pada diri sendiri masihkan pendidikan anak menjadi renjana saya?   dan saya yakin seyakin2nya.  Jawabannya : masih,  namun sekarang jadi lebih mengerucut..

Bahwasanya jurusan atau ilmu yg ingin saya pelajari di universitas kehidupan ini adalah jurusan menjadi ibu yang pantas.  (absurd ya?  Tapi bagi saya tidak. Jurusan ini sangat kongkrit)

2. Kenapa ?

Karena saya merasa belum pantas.  Menjadi seorang ibu,  artinya saya harus siap belajar,  sepanjang usia saya.  Dan apa yang terkait sepanjang kata belajar adalah pendidikan.  Dengan mempelajari ilmu how to be ibu yang pantas,  akan membuat saya bisa lebih bermanfaat buat lingkungan sekitar saya

3. Strategi yang akan saya terapkan

Menurut saya strategi Yang pas adalah learning by doing.  Dengan learning by doing saya akan bisa dengan mudah melakukan perencanaan,  mempraktekkannya dan bisa mengevalusi bahkan berefleksi secara langsung.  Dan bisa saya lakukan perubahan secara kongkrit.  Sehingga minimal lingkungan terdekat yaitu anak2 dan suami akan merasakan manfaat atau perubahan yg terjadi pada diri saya. Tentusaja ini ke jalan yg lebih baik dan positif. Yang kemudian secara berangsur2 harapannya akan Tertular ke lingkungan sosial hingga ke wilayah yg lebih luas lagi.  Tentu saja hal pertama yang harus saya lakukan adalah meminta maaf dan meminta ridhlo suami,  karena dengan beliau ridhlo insyaAllah akan membuat segalannya menjadi mudah dan ada pengawas yang akan dengan sukarela mengoreksi dan membimbing saya untuk mencapai tujuan utama keluarga kami.

4. Perubahan yg akan saya kobarkan selama menuntut ilmu

* semangat untuk tak lelah menuntut ilmu,  bergabung ke dalam majelis yang senafas dengan jurusan saya. Salah satunya adalah ingin berperan aktif di IIP

*membawa gelas kosong, menurunkan ego,  menyaring mana yang pantas dan membuang yang bisa membuat hidup /waktu saya sia2

*belajar ilmu agama,  supaya bisa menyelaraskan ilmu kehidupan ini senafas dengan al qur’an.  Mengambil banyak waktu untuk lebih dekat dengan Nya, untuk menenangkan menguatkan hati yang senantiasa bergejolak

* menjaga semangat untuk tak lelah belajar,  memotivasi diri bahwa ada tujuan mulia yang harus dicapai

*manajemen emosi dan waktu,  agar waktu tak lagi terbuang siasia.  Bahwasanya setiap detik harus bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat baik kata,  tulisan maupun perbuatan

*saya ingin mengaktifkan menulis blog ini lagi,  supaya saya bisa melihat dokumentasi perjalanan saya dalam menuntut ilmu,  bisa menyebarkan kebaikan ke dunia luas,  dan syukur2 bisa menginspirasi banyak orang melalui proses saya menuntut ilmu di universitas kehidupan ini.

*membuka diri untuk belajar hal baru,  agar jadi ibu yang melek finansial,  melek it,  melek parenting dan keahlian baru,  namun tetap penuh kasih sayang pada keluarga.

…………………………………….

Ternyata panjang sekali uraian nya. Bismillah,  perjalanan untuk menuntut ilmu baru dimulai.  Semoga selalu dimampukan dan dilancarkan.  Dijaha semangat belajarnya ya maakkk

SemangaaaAattttttt

Hennypuji_mahasiswi MIIP batch #7, Yogya1

0

our 2nd anniversary..

Gak terasa, sudah 730 hari bersama.. Jika setahun kemarin kami merayakannya berdua,tahun ini lebih lengkap karena ada Nadine, our beloved baby.

Banyak yang terjadi setahun ini, kehamilan yang sangat kompromis hingga kelahiran Nadine yang penuh cerita.

Setahun ini kami juga masih menjalani kehidupan lintas kota lintas provinsi, namun kali ini lebih banyak mas Bojo yang wara-wiri.

Banyak pencapaian personal yang terwujud saat bersama. Kariernya, karierku.. Cita-citanya, cita-citaku dan cita-cita kami berdua.

Kami sadar, dua tahun masih seumur jagung. Masih muda sekali. Tak jarang emosi kadang terselip, perlu banyak belajar bahwa untuk membawa ikatan dalam keluarga kecil ini agar semakin kuat. Agar bisa semakin cihuy menjadi orangtua untuk gadis kecil kami.

Banyak doa terdaraskan, semoga setahun kedepan, lebih banyak mimpi bersama yang terwujud, diberikan stamina yang kuat, dan rizki yang halal.

Dear mase, seperti sebuah bait lagu yang beberapa hari ini sering terlintas difikiran
“Aku memang manusia biasa, yang tak sempurna dan kadang salah.. Namun dihatiku hanya satu, cinta untukmu luarbiasa”

Jangan bosan2 untuk selalu mengingatkanku, bahwa aku tanpamu.. Butiran debu..mmmuuacch

0

Nadine, diusia 5bulan nya

Holaa, lama gak berjumpa.. Si bayi yang di perut udah lahir lho.. Dan sekarang dah tambah gede. Sudah 5 bulan sekarang usianya.
Tambah pinter, tambah aktif. Here it is beberapa kemampuan dasar yang sudah dicapai my Nad :

Motorik :
1. Sudah hobby tengkurap sendiri, walau kadang masih ogah-ogahan buat balikin badan sendiri. Biasanya lebih memilih panggilin mak-nya buat bantu.
2. Kalau pas tengkurap suka banget ngangkat badan bagian atasnya, hampir membentuk sudut 45derajat
3. Mulai tertarik main dengan kakinya, itu kaki bisa secara ajaib ketekuk ampe ke dada.. *duhh, maknya iri ama ability nya yang ini.. Secara perut emak masih ndut*
4. Belum menemukan jari jempol buat dikenyot, semua jari minimal dua jari masuk secara bergantian buat diemut.
5. Seneng banget kalau didudukin (dibuat posisi duduk gitu), kepalanya sudah tertopang dan mampu bertahan lebih lama.
6. Bisa mindahin mainan dari satu tangan ke tangan lainnya.
7. Tenaganya kenceng boookk.. Kalau pas si emak iseng ambil mainanya, Nadine lumayan kuat megangin mainan supaya gak keambil oleh emak.

Sosial dan Bahasa
1. Hobby banget senyuuuumm, ama orang baru dikenal juga pede aja dia senyum.. Bahkan kalau lagi mood bisa sampai ketawa 🙂
2. Seneng banget diajak ngobrol, matanya semacam memperhatikan dan mulutnya umak-umik semacam mau balas ngobrolnya.
3. Mulai hobby teriak. Hihihihi.. Lagi demen2nya ngomong dengan bahasa planetnya. Kalau kesel karena maknya lebih asyik pegang hp biasanya Nadine pakai suara yang melengking buat manggil mak nya 😀
4. Seneng banget kalau dinyanyiin, terutama lagu anak2.. Kalau mau bobok terus dinyanyiin bisa langsung 100watt matanya..dan, gak jadi deh boboknya.

Emosi :
1. Sudah mulai mengenal kesal, dan marah.. Terutama kalau dipijit si mbah pijit dan pas terkena bagiannya yang lagi sakit.
2. Tertawa, kalau si emak ngajak ngobrol dan niruin suara hewan yang aneh2

Fyuhh, gak terasa dah 5 bulan aja kamu, Nduk.. Bulan depan udah MPASI.. Mari kita bekerjasama lagi.